Kamis, 14 Agustus 2014

I am


Pada tanggal 13 agustus 2014 aku telah melakukan sesuatu yang aku sendiri tak pernah menyangka bisa melakukan itu.

Waktu itu, aku yang bekerja di Jakarta lebih tepatnya didekat monas. Ya… setiap hari aku bisa melihat monas yang tinggi itu. Tapi aku tidak pernah kesana selama aku kerja. Walaupun baru 2 bulan aku bekerja. Hehehe

Pulang kerja dari kantor jam 5 kurang aku menuju stasiun Djuanda Jakarta untuk naik kereta. Karena aku salah satu pengguna jasa kereta api. Naik kereta dijam kerja itu memang suka penuh dan suka padat. Bahkan untuk nafas saja harus rebutan. Agak lebay sih… hehe. Tapi seorang kakek yang baik hati mau mengalah padaku agar aku bisa duduk. Gak lama aku duduk sampai di stasiun Pondok Cina Depok. Jam sudah menunjukkan angka 6 pm. Harus segera sampai rumah agar bias sholat di rumah. Aku menuju parker motor. Karena aku juga menggunakan motor untuk berangkat pulang menuju stasiun. Jarak dari stasiun ke rumah dekat kira-kira 15-20 menit. Tapi ketika sudah sampai lampu merah gas alam tiba-tiba saja terjadi benturan dimana para pengguna kendaraan tak ada yang mau mengalah. Dan pada saat itu posisi ku tepat yang paling depan dari arah depok ke rumah. Semakin lama semakin penuh dan tak bisa bergerak. Tak bisa maju tak bisa mundur. Seseorang berteriak padaku dan mengatakan “ panggil polisi” mungkin lebih tepatnya polisi lalu lintas.

Hatiku berkata “ aku butuh seseorang mungkin itu laki-laki untuk menyelesaikan masalah ini. Karena kalau diam saja akan semakin penuh.” Beberapa detik kemudian entah setan apa yang membuat ku bertindak. Mungkin tiba-tiba spiderman masuk ke dalam jiwaku.

Tiba-tiba kumatikan motorku. Sempat ragu ingin dikunci stang atau tidak. Tapi akhirnya ku kunci dan entah aku yakin motor ku takkan hilang. Lalu kujalan ke arah lampu merah menuju Jakarta.

Dengan gagah berani dan hati berdebar, pengguna motor yang menghalangi jalan menuju ke depok ku teriaki dan ku berkata “mas-mas tolong dong mundur-mundur. Ayo ngalah dong mas, kalau gak nanti kita gak jalan-jalan.” Beberapa kali ku sampaikan pada mereka. Entah apa yang ada dipikran mereka. Seorang wanita sendirian sambil meninggalkan motornya ditengah jalan dan teriak-teriak juga. Tapi aku tak peduli.

Tapi yang membuat ku heran adalah saat aku sampaikan itu kepada mereka, tak ada satupun yang menolak. Mereka menurut semua. Kemudian sudah mulai ada ruang untuk jalan. Dan kebetulan seseoang entah itu tukang parker atau tukang sampah (maaf saya tak focus) yang membantu ku untuk berteriak.

Setelah mulai renggang aku balik ke motorku. Semua hanya diam kecuali seseoang tepat disebelahku yang memang wanita juga. Dengan suara heran dia berkata padaku “mba, berani banget sih.”

Lalu ku jawab “habis udah emosi juga, udah stress nih gak jalan-jalan.” Kemudian kami pergi. Setelah itu baru ada pak polisi yang juga marah-marah.

Dan saat itu pula aku sadar bahwa apa yang aku perbuat itu cukup gila. Bak hero yang datang tanpa diminta. Aksi nekatku ini tiba-tiba spontan ku lakukan. Dan ternyata orang yang aku butuhkan itu adalah diriku sendiri. Kalau saja aku bisa lihat apa yang kulakukan rasanya aku mau tertawa terbahak-bahak. Nekat juga ternyata aku ini. Yang penting apa yang ku lakukan dapat membantu sesamaku. Aku yakin jika aku melakukan hal baik sesuatu yang baik akan aku dapatkan suatu saat nanti.